Catatan tentang Pura Batur Tua, dipaparkan oleh W.O.J. Nieuenkamp yang telah melakukan penelitian dan kunjungan sebanyak 3 kali di Pura Batur Tua pada tahun 1904, dimana saat itu ia menyaksikan Pura Batur sebagai Pura yang benar-benar keramat dengan letaknya di tengah-tengah Desa Batur.
Menurutnya Pura ini dikelilingi oleh dinding yang kokoh dan terbagi atas tiga halaman besar yaitu : Halaman Pertama (Jabaan), harus melalui gerbang utama yang terbelah dua (Candi Bentar). Memasuki halaman kedua (Jaba Tengah), harus melewati gerbang yang lebih kecil (Padu Raksa) yang ramping dan indah.
Memasuki halaman ketiga (jeroan) yang merupakan pelataran yang paling suci, harus melewati Gerbang Utama (Gelung Kori Agung) yang besar lancip dan tinggi, kemegahan Batur Tua secara nyata tampak pada halaman ketiga.
R. Van Eck, seorang Budayawan Belanda pada artikelnya tentang Bali tahun 1879, melukiskan Pura Batur sebagai Pura Besar yang terletak ditengah-tengah Desa Batur dikaki Gunung #Batur, Disebut pula bahwa Pura ini adalah tempat pemujaan kepada Dewi Danu yang disamakan dengan pemujaan Dewi Gangga di India.