Asal usul
Jejak Persahabatan Purba - [Tentang Pura Puseh Panjingan di Les-Penuktukan]
Selasa, 29 April 2025
Asal usul
Mengenal Tradisi Siat Yeh di Banjar Teba Jimbaran: Sejarah hingga Filosofinya
Kamis, 27 Maret 2025
Mengenal Tradisi Siat Yeh di Banjar Teba Jimbaran: Sejarah hingga Filosofinya
Salah satu tradisi Bali yang masih eksis hingga saat ini adalah tradisi Siat Yeh di Banjar Teba, Desa Adat Jimbaran, Kabupaten Badung. Istilah Siat Yeh terdiri dari dua kata, yakni siat yang artinya perang dan yeh berarti air. Dengan demikian, secara harfiah Siat Yeh adalah tradisi perang air.
Namun, tradisi ini bukanlah sembarang perang air yang biasanya dijadikan permainan oleh anak-anak. Siat Yeh biasanya dilaksanakan sehari setelah hari raya Nyepi atau yang dikenal dengan Ngembak Geni.
Simak sejarah, filosofi, dan serba-serbi Siat Yeh yang menjadi tradisi warga Desa Adat Jimbaran berikut ini:
Dilansir dari disbud.baliprov.go.id, Desa Adat Jimbaran memiliki dua sumber mata air, yakni pantai suwung (rawa) di sebelah timur dan pantai segara (laut) di sebelah barat. Awalnya kelompok pemuda asal Banjar Teba, Jero Kuta, Kalang Anyar, dan Perarudan akan mekecel-kecelan (main air) ke daerah timur yaitu suwung (rawa). Sementara itu, pemuda asal Banjar Menega, Pasalakan, Mekar Sari, dan Ubung pergi ke pantai segara.
Setelah bertemu, kedua kelompok pemuda ini akan saling menyiramkan air satu sama lainnya. Kegiatan makecel-kecelan ini sudah dilakukan sejak dahulu dan diberi nama dengan Tradisi Siat Yeh. Tradisi ini kemudian dilaksanakan secara rutin pada saat Ngembak Geni, atau sehari setelah hari raya Nyepi.
Tidak hanya sembarang menyiramkan air satu sama lain, tradisi Siat Yeh ini memiliki filosofi yang mendalam. Dilansir dari disbud.baliprov.go.id, kata Siat yang berarti perang ini menyiratkan bahwasannya manusia selalu berperang dengan dirinya sendiri ataupun pikirannya sendiri dalam kehidupan sehari-hari.
Sementara kata yeh atau air ini melambangkan air sebagai sumber kehidupan manusia yang harus dijaga agar kemakmuran senantiasa bersama dengan kehidupan manusia.
Dilansir dari laman Warisan Budaya Takbenda Indonesia, Tradisi Siat Yeh ini dilaksanakan oleh masyarakat Desa Adat Jimbaran sebagai wujud rasa syukur dan bakti ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Dalam pelaksanaannya pun, tradisi ini dilengkapi oleh sesajen atau banten yang diiringi dengan seni tetabuhan sebagai wujud estetika.
Tradisi Siat Yeh juga memiliki makna sebagai penglukatan atau penyucian diri. Warga Desa Adat Jimbaran percaya bahwa tradisi Siat Yeh ini merupakan penglukatan agung untuk membersihkan diri melalui sarana berupa air tawar dan air laut. Sebab, bersih secara sekala dan niskala merupakan upaya mendekatkan diri pada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Tradisi Siat Yeh sebagai Warisan Budaya Takbenda
Tradisi Siat Yeh ini sudah terdaftar menjadi Warisan Budaya Takbenda Indonesia sejak 2020. Penetapan tersebut menjadi kebanggaan bagi masyarakat Desa Adat Jimbaran karena keberadaannya telah diakui secara nasional sebagai warisan budaya Indonesia.
Dengan penetapan WBTB itu, diharapkan lebih banyak lagi tradisi yang didaftarkan sebagai warisan budaya. Tujuannya adalah agar eksistensinya tetap dijaga secara turun temurun.
Sumber: https://www.detik.com/bali/budaya/d-6840674/mengenal-tradisi-siat-yeh-di-banjar-teba-jimbaran-sejarah-hingga-filosofinya
Penulis : TImLiputan
Editor : SejarahBali
Asal usul
Selasa, 29 April 2025
Asal usul
Minggu, 27 April 2025
Cerita
Rabu, 30 April 2025
Asal usul
Selasa, 29 April 2025
Asal usul
Minggu, 27 April 2025
Histeria
Rabu, 02 April 2025