Monumen Perjuangan Bangsal adalah embrio perjuangan kemerdekaan rakyat Bali.

Bangunan yg kini dijadikan monumen merupakan markas rahasia perjuangan bawah tanah perang kemerdekaan RI di Bali.

Tempat ini menjadi markas pertemuan pimpinan pemuda pejuang dalam mengatur strategi perlawanan terhadap penjajahan Jepang dan Nica. Bahkan pahlawan nasional I Gusti Ngurah Rai sering melakukan pertemuan di #Bangsal ini.

Keberadaan markas di Bangsal ini sangat berkaitan erat dgn sejumlah perjuangan rakyat Bali di berbagai tempat.

Misalnya peperangan di Laut Gilimanuk, pendaratan pasukan I Gusti Ngurah Rai tanggal 20 November di Marga, juga perjuangan di Munduk Malang.

#Monumen ini sebetulnya adalah sebuah rumah yg aslinya berlantai dua, namun kini telah berlantai tiga.

Rumah bangsal didirikan tahun 1937 secara bertahap sampai tahun 1942.

Semasa perang kemerdekaan, rumah ini dijadikan sbg markas pergerakan bawah tanah oleh pemuda2 pejuang Bali.

Di bagian bawah rumah ini juga dilengkapi gua yg dibuat sedemikian rupa sehingga tak diketahui musuh.

Bahkan, sehari menjelang proklamasi RI 17 Agustus 1945 para pemuda pejuang #kemerdekaan RI di Bali melakukan pertemuan rahasia di Bangsal dgn tujuan mengatur strategi menyerang Jepang sekaligus mengambilalih pemerintahan dari #Jepang.

Kini gedung bernilai historis dan sangat dikenal kalangan veteran ini dimanfaatkan sbg perpustakaan, radio komunitas dan berbagai kegiatan sosial. Monumen Perjuangan Bangsal merupakan saksi bisu perjuangan bawah tanah dari masyarakat Bali.

Bangsal sendiri sebenarnya hanya merupakan sebuah gudang menyimpan kopra atau gabah milik almarhum Bagus Made Wena.

Tokoh yg paling memilki peran dlm pergerakan bawah tanah tsb diantaranya Made Wija Kusuma, Bagus Made Wena dan Subroto Aryo Mataram.

Gerakan bawah tanah para pemuda Bali saat itu sama seperti gerakan intel pada zaman ini. Pada saat itu info hanya diberikan pada orang2 tertentu dgn jaringan2 yg sangat rahasia.