Sahabat traveler’s, berbicara seputar sejarah adanya pantai lovina di Bali ternyata disangkutkan dengan cerita perjalanan hidup seorang anak agung panji tisna di sekitar tahun 1950 an. Diceritakan bahwa anak agung panji tisna ini pernah melakukan perjalanan ke sejumlah negara eropa dan asia, khususnya negara india.
Diceritakan bahwa anak agung panji tisna ini terkesan dengan kehidupan masyarakat Bombay india, sehingga dia memutuskan tinggal lebih lama di kawasan negeri tersebut untuk mempelajarinya. beberapa lama tinggal di sana, secara tidak langsung telah banyak memberikannya inspirasi, yaitu akan keinginannya agar cara membangun kesejahteraan masyarakat di sana bisa diterapkan di kabupaten buleleng Bali.
Anak agung panji tisna melihat, bahwa salah satu cara membangun kesejahteraan masyarakat buleleng Bali adalah dengan meniru apa yng telah dilakukan oleh masyarakat di bombay tersebut, yaitu membangun sebuah tempat wisata pantai yang tertata indah yang bisa dijadikan sebagai tempat liburan warga bombay dan sekitarnya. Dan seperti gayung bersambut, ide itu pun akhirnya bisa diterapkan sekembalinya dari india, karena anak agung memiliki tempat yang nyaris sama dengan miliknya di pantai tukad cebol.
Nah, tahap awal dari penerapan idenya itu, akhirnya anak agung panji tisna mulai membangun sebuah tempat peristirahatan di sana dengan membangun sebuah pondokan bernama “Lovina”dengan 3 kamar tidur dan restoran kecil dekat dengan pingir pantai pada tahun 1953 sejak dia kembali ke buleleng Bali. Adapaun maksudnya adalah untuk tempat itu sebagai tempat singgah para wisatawan atau turis yang suatu saat nanti berkunjung ke sana.
Sahabat traveler’s, pembangunan dan Pamakaian kata lovina bukan berarti tanpa pro dan kontra.Faktanya ide anak agung panji tisna ini mendapatkan kritikan karena apa yang dilakukannya sangat beresiko dimana lokasi pantai di tukad cebol ini jelas sangat terpencil sehingga kemungkinan kecil akan banyak wisatawan yang akan berkunjung ke sana.