Cerita
Mengenal Kanda Pat, Teman Umat Hindu Sepanjang Hidup
Sabtu, 04 Mei 2024
Cerita
Asal Muasal Munculnya Tari Kecak Bali
Senin, 31 Oktober 2022
Sejarahbali.com
Tari Kecak merupakan salah satu tari Bali yang paling populer yang diciptakan pada tahun 1930-an.
Tarian ini dimainkan oleh puluhan atau lebih penari laki-laki yang duduk berbaris melingkar dan dengan irama tertentu menyerukan "cak" dan mengangkat kedua tangan, menggambarkan kisah Ramayana saat barisan kera membantu Rama melawan Rahwana. Kata Kecak sendiri, konon diambil dari seruan mereka ketika menari yaitu "cak-cak-cak", dan lama kelamaan menjadi Kecak.
Kecak berasal dari ritual Sanghyang, yaitu tradisi dimana penarinya dalam keadaan tidak sadar karena melakukan komunikasi dengan Tuhan, atau roh para leluhur yang kemudian menyampaikan harapan-harapannya kepada masyarakat.
Pada tari kecak tidak menggunakan alat musik dan hanya menggunakan kincringan yang dikenakan pada kaki para penari yang sedang memerankan tokoh-tokoh Ramayana. Sedangkan para penari yang duduk melingkar mengenakan kain kotak-kotak yang melingkari pinggang mereka.
Tari kecak ini di ciptakan pada tahun 1930-an oleh Wayan Limbak dan dengan seorang pelukis Jerman Walter Spies. Mereka menciptakan tari tersebut berdasarkan tradisi sanghyang kuno dan mengambil dari bagian-bagian kisah Ramayana.
{bbseparator}
Tarian ini menjadi populer ketika Wayan Limbak bersama penari Bali-nya tour berkeliling dunia mengenalkan tarian Kecak tersebut. Hingga kini tari kecak menjadi tarian seni khas Bali yang terkenal dan dipentaskan setiap hari.
Keunikan dari Tari Kecak ini adalah tidak diiringi dengan alat musik/gamelan apapun seperti tarian pada umumnya, tetapi hanya diiringi dengan paduan suara sekitar 70 - 100 orang pria. Tarian ini berasal dari jenis tari sakral “Sang Hyang”.
Pada tari Sang Hyang seorang yang sedang kemasukan roh berkomunikasi dengan para dewa atau leluhur yang sudah disucikan. Dengan menggunakan si penari sebagai media penghubung para dewa atau leluhur dapat menyampaikan sabdanya. Pada tahun 1930-an mulailah disisipkan cerita epos Ramayana ke dalam tari tersebut.
Penulis : A.A Gede Agung
Editor : SejarahBali