Pernah terpikir menginap di hotel paling mewah di Bali? Nah, mari melongok ke Bali Hotel di Jalan Veteran 3, Denpasar. Sekitar tahun 1930-an, Bali Hotel adalah hotel mewah pertama di pulau wisata tersebut.
Lebih kurang seratus turis pelesir ke Bali selama dekade itu. Merekalah tamu-tamu yang paling menikmati layanan luks di kamar-kamar Bali Hotel. Mereka datang dengan menumpang kapal uap Koninklijke Paketvaart Maatschappij yang buang sauh di utara Bali.
Perjalanan ke arah pesisir dilanjutkan dengan bantuan kapal yang lebih kecil. Beberapa penduduk juga ikut membantu memikul turis sampai ke tepian.
Tahun 1932, era di mana Bali mulai dikenal turis mancanegara, pelawak legendaris Charlie Chaplin juga naik kapal mewah milik Koninklijke Paketvaart-Maatschappij (KPM). Kapal yang membawa Chaplin dan kakaknya Sidney tersebut dari Eropa singgah ke Singapura, masuk pelabuhan di Batavia, singgah Surabaya, lalu sampai juga di Pulau Dewata pada bulan April.
Dari Singaraja, Bali Utara, Chaplin naik motor ke Denpasar lalu check-in di Bali Hotel yang tergolong mentereng. Chaplin berkeliling ke pura sekitar dan sibuk memotret, mengabadikan eksotisme Bali serta tingkah laku penduduk. Chaplin dan Sidney juga merekam perjalanan mereka sampai ke Bali Hotel dan selama kunjungan di Bali dalam film hitam putih. Tak cuma itu, mereka bahkan sempat meminta seluruh penduduk di sebuah desa untuk menari.
Rupanya keindahan budaya dan alam Bali menawan hati Chaplin. Terbukti dia memperpanjang kunjungannya hingga sepekan. Hingga hari ulang tahunnya ke-43, Chaplin malahan masih asik menikmati libur di Bali.
Dalam video tersebut tampak plang nama Bali Hotel sederhana saja. Jauh berbeda dengan plang zaman sekarang milik Inna Bali–nama baru dari Bali Hotel, yang diukir rapi pada batu alam. Bangunan tua peninggalan kolonial itu sudah termasuk beruntung, ia tidak diruntuhkan oleh zaman dan melintasi naik-turun usaha penginapan sampai sekarang.
Bersama bangunan Bali Hotel pula Pulau Bali belajar tentang bisnis hotel. Atmosfer kemewahan tempo doeloe masih melekat kuat di kamar suite. Pengelola hotel juga berusaha menambah nilai jual nostalgia dengan menghidangkan makanan ala rijsttaffel di pinggir kolam renang hotel.