Asal usul
Sejarah Pura Pulaki di Buleleng, Pura Eksotis yang Berada di Pesisir Bali Utara
Senin, 14 April 2025
Asal usul
Cerita Rakyat Bali: Kebo Iwa dalam Legenda Danau Batur
Minggu, 13 April 2025
Cerita Rakyat Bali: Kebo Iwa dalam Legenda Danau Batur
Salah satu cerita rakyat Bali yang terkenal adalah Legenda Danau Batur. Cerita rakyat ini mengandung pesan moral untuk para pembaca.
Danau Batur terletak di Kabupaten Bangli, Bali. Yuk simak cerita lengkap Legenda Danau Batur, seperti dirangkum dari laman dongengceritarakyat.com.
Pada zaman dahulu hidup sepasang suami istri yang telah lama berumah tangga, namun tak kunjung dikarunia anak. Tanpa putus asa, mereka terus berdoa diberikan keturunan, hingga akhirnya doa tersebut dikabulkan Sang Hyang Widi Wasa. Mereka dikarunia seorang anak laki-laki.
Anak kedua pasangan ini tumbuh sangat cepat dan memiliki nafsu makan yang kuat. Sejak bayi dia memiliki nafsu makan setara sepuluh orang dewasa. Ketika beranjak usia, nafsu makan anak laki-laki tersebut semakin menjadi-jadi, hingga dia diberi mana Kebo Iwa, yang berarti paman kerbau.
Semakin dewasa dan bertambah besar tubuhnya, Kebo Iwa semakin kuat makan. Kebutuhan makannya dalam sehari menyamai kebutuhan makan seratus orang dewasa. Hal ini membuat kedua orang tuanya kewalahan.
Kebo Iwa terkenal pemarah, apalagi jika tidak mendapatkan cukup makanan. Ia bisa merusak apa saja yang dilihatnya, bahkan tak terkecuali rumah-rumah penduduk dan pura tempat ibadah. Penduduk desa dibuat ketakutan dengan sifat Kebo Iwa ketika marah.
Meski begitu, Kebo Iwa tak segan jika diminta untuk membantu pekerjaan warga desa, seperti membuat sumur, memindahkan rumah, meratakan tanah berbukit-bukit, membendung sungai, atau mengangkut batu-batu besar. Ia cekatan mengerjakan semua pekerjaan berat itu, namun dengan imbalan makanan dalam jumlah besar yang membuatnya kenyang.
Suatu ketika, penduduk yang bekerja sebagai petani kesulitan menyediakan makanan untuk Kebo Iwa karena musim paceklik. Mereka menjadi sangat khawatir dan ketakutan jika Kebo Iwa marah. Hingga akhirnya warga desa merencanakan siasat untuk menghadapi Kebo Iwa, bahkan melenyapkannya.
Setelah berembuk, warga desa menemukan cara untuk menghadapi KeboIwa. Mereka bergotong royong mengumpulkan makanan hingga terkumpul banyak, sementara warga desa juga gotong royong mengumpulkan batu-batu kapur. Setelah semua tersedia, kepala desa dan warga menemui KeboIwa.
Mereka menyampaikan maksud dan tujuan menemui Kebo Iwa, untuk membantu warga desa membuat sumur yang sangat besar, dengan imbalan diberikan makanan dalam jumlah sangat banyak. Tanpa pikir panjang, Kebo Iwa menyepakatinya.
Ia langsung mulai bekerja, pertama-tama mendirikan beberapa rumah yang dikehendaki warga desa. Kebo Iwa kemudian menggali tanah di tempat yang ditentukan kepala desa. Ia terus menggali tanah dengan tenaganya yang sangat besar. Sedangkan warga desa mengumpulkan batu-batu kapur di dekat tempat Kebo Iwa menggali tanah.
Kebo Iwa merasa aneh dan keheranan, namun dijawab warga desa bahwa mereka akan membangun rumah yang besar dan sangat indah untuknya. Mendengar hal itu, Kebo Iwa sangat senang. Ia pun semakin bersemangat menggali tanah.
Berhari-hari kerja keras menggali tanah hingga seiring bergulirnya waktu, semakin besar dan dalam sumur yang dibuat Kebo Iwa. Air pun mulai memancar keluar hingga tercipta kolam besar. Kepala desa meminta Kebo Iwa menggali tanah dan membuat kolam yang lebih besar.
Karena dijanjikan mendapat banyak makanan dan dibuatkan rumah, Kebo Iwa menurutinya. Lubang tanah pun bertambah semakin besar dan dalam. Air memancar keluar dalam jumlah sangat banyak.
Kebo Iwa yang terus bekerja akhirnya merasa kelelahan dan kelaparan. Ia meminta waktu istirahat dan menagih makanannya. Warga desa berdatangan membawa makanan, yang langsung dilahap Kebo Iwa hingga kekenyangan. Ia pun lalu mengantuk dan tertidur dengan mendengkur.
Saat itulah kepala desa memerintahkan warga desa melemparkan batu kapur ke dalam lubang galian yang dibuat Kebo Iwa. Mereka beramai-ramai memasukkan batu-batu kapur, yang sama sekali tidak disadari Kebo Iwa.
Air memancar semakin banyak dari dalam tanah, sedangkan batu kapur juga semakin banyak dimasukkan ke dalam lubang. Hingga menyebabkan hidung Kebo Iwa tersumbat dan tersedak. Ia pun terbangun, namun terlambat baginya untuk menyelamatkan diri karena air semakin deras dan batu-batu kapur terus dilemparkan ke dalam lubang.
Tenaga besar yang dimiliki Kebo Iwa tak berarti apa-apa, ia tidak berdaya pada akhirnya. Kebo Iwa kemudian mengembuskan napas terakhir di dalam lubang besar yang dibuatnya sendiri.
Air terus memancar hingga meluap dan membanjiri desa tempat tinggal Kebo Iwa dan desa-desa sekitar. Sebuah danau besar akhirnya tercipta, dan disebut Danau Batur. Timbunan tanah di sekitarnya berubah menjadi gunung dan disebut Gunung Batur.
Pesan moral yang bisa diambil dari cerita rakyat Bali Legenda Danau Batur, yaitu tentang kekuatan gotong royong. Jika ingin mencapai tujuan bersama, maka harus dipikirkan dan direncanakan matang-matang. Tak hanya itu, juga dibutuhkan kerja sama yang baik untuk menjadi kuat dan bisa mencapainya.
Sumber: https://www.detik.com/bali/budaya/d-6265622/cerita-rakyat-bali-kebo-iwa-dalam-legenda-danau-batur?page=2
Penulis : TImLiputan
Editor : SejarahBali
Asal usul
Senin, 14 April 2025
Asal usul
Kamis, 10 April 2025
Asal usul
Senin, 14 April 2025
Asal usul
Kamis, 10 April 2025
Histeria
Rabu, 02 April 2025
Histeria
Sabtu, 05 April 2025