Asal usul
Misteri Harimau Bali, Kisah Sangmong Yang Terlupakan
Selasa, 09 April 2024
Asal usul
Hari Raya Suci Pagerwesi, Berikut Upacara dan Makna di Baliknya
Rabu, 01 September 2021
Persembahyangan hari raya di Desa Sempidi, Badung tahun 1982
Pada hari ini, Rabu 1 September 2021, umat Hindu merayakan hari raya Pagerwesi. Hari ini dirayakan untuk memuliakan Ida Sanghyang Widhi Wasa dengan manifestasinya sebagai Sanghyang Pramesti Guru (Tuhan sebagai guru alam semesta). Hari ini dirayakan mengandung filosofis sebagai simbol keteguhan iman, Pagerwesi berasal dari kata Pager yang berarti pagar atau pelindung, dan Wesi yang berarti besi.
Upacara dan Makna Hari Raya Pagerwesi
Upacara sendiri dimulai dengan menghaturkan persembahan dan persembahyangan di sanggah (candi kecil yang terletak di pekarangan), kemudian berlanjut ke pura di area desa, dan ke pura-pura yang menjadi pura keluarga. Secara umum pelaksanaan persembahyangan yang dilakukan serupa. Namun ada beberapa desa yang terkadang juga melakukan perayaan dengan cara-cara menarik yang lain.
Maknanya sendiri sebenarnya adalah sebagai pengingat bahwa manusia yang hidup di dunia harus memiliki keteguhan iman, yang berdasarkan pada pemanfaatan ilmu pengetahuan di jalan kebaikan. Tanpa pengetahuan, umat manusia akan kembali pada zaman kegelapan, dimana semua yang dilakukan terasa sangat sulit.
Upacara dan peringatan hari raya Pagerwesi sendiri berkaitan erat dengan peringatan hari raya Saraswati, yang merupakan perayaan datangnya ilmu pengetahuan yang berasa dari Tuhan kepada manusia. Setelah diturunkan, ilmu pengetahuan ini kemudian digunakan dengan baik agar dapat memudahkan kehidupan, serta meneguhkan iman dari umat manusia itu sendiri.
Rangkaian Hari Raya Pagerwesi
Karena hari raya Saraswati sendiri jatuh pada hari Sabtu lalu, maka terdapat sederet rangkaian yang dilakukan oleh umat Hindu dan warga bali. Pada hari Minggu, umat akan melakukan mandi di laut sebagai bentuk penyucian diri setelah menerima ilmu pengetahuan, agar ilmu yang didapatkan bisa dipergunakan untuk tujuan baik. Pengaplikasian kemudian dilakukan pada hari Senin. Hari Selasa akan jadi hari dimana umat mendapatkan rejeki atas kebaikan yang dilakukannya, dan hari Rabu, Pagerwesi, menjadi hari dimana umat melakukan semedi untuk kembali memperkuat pendirian dan imannya dengan ilmu yang sudah dimiliki tadi.
Penulis : TImLiputan