Lewat Lagu Kita Pengaruhi Generasi Muda Bali
SOSOK I Gde Darna adalah seniman serba bisa. Dari sedikit jumlah pencipta lagu daerah Bali, ia termasuk seniman yang banyak memberi pengaruh pada wajah perkembangan lagu pop Bali kini.
Tidak saja di dunia penciptaan lagu, ia juga banyak "berbicara" dalam perjalanan sastra Bali modern. Berikut wawancara Bali Post dengan I Gde Darna, seniman yang low profile itu.
BAGAIMANA ceritanya Anda bisa menggeluti lagu pop Bali?
Sejak kecil saya memang suka main musik, terutama biola. Lalu pada tahun 1950 saya menciptakan "Bendera Merah Putih" yang kemudian tanpa disangka menjadi terkenal hingga sekarang. Saya pikir embrio lagu pop Bali itu mulai tahun 1950, sejak saya menciptakan lagu "Bendera Merah Putih" itu. Lagu itu sederhana saja.
Tak terikat pada aturan musik yang rumit dan bisa diiringi instrumen modern. Setelah lagu "Bendera Merah Putih", lalu hadir lagu "Dagang Tuak", akhir tahun 1950-an. Lalu awal tahun 1960-an lagu-lagu saya mengalir seperti air. Masalahnya, saat itu saya ikut-ikutan masuk partai. Sebagai ketua Lembaga Kebudayaan Nasional (LKN), lembaga bentukan PNI saat itu, saya menciptakan lagu-lagu partai untuk membangkitkan semangat anggota partai. Dari situ lantas terus muncul lagu-lagu Bali lainnya. Itulah embrio lagu pop daerah.