Ida Pedanda Made Sidemen, Pengarang Besar Bali Abad 20, seorang pujangga, pemahat, intelektual, ahli arsitektur Bali, pandita dan yogin. Ida Pedanda Made Sidemen lahir pada tahun 1858 di Intaran, Sanur, #Bali, dan meninggal pada tahun 1984.
Pengarang sastra tradisional berbagai genre itu dikenal sebagai seorang sulinggih yang sederhana.
Dalam karya-karyanya, Beliau menyebut diri tidak berpunya (mayasa lacur). Tidak punya tanah sawah (tong ngelah karang sawah), sehingga memilih jalan "bercocok tanam" di dalam diri (karang awake tandurin). Namun demikian, Ida Pedanda senantiasa berharap bisa bermanfaat bagi masyarakat (guna dusun). Teladan yang paling diingat masyarakat Sanur dan Denpasar pada umumnya dari sosok Beliau adalah kesederhanaan dalam menggelar upacara pitra yadnya.
Upacara pelebon sederhana itu merupakan wasiat Ida Pedanda menjelang lebar (meninggal). Ida Pedanda berpesan kepada putrinya, agar jazadnya cukup dibakar sederhana.
{bbseparator}
Bahkan, Ida Pedanda sepertinya sudah tahu kapan akan dijemput kematian. Lantaran sebagian perlengkapan upacara pelebon-nya disiapkan sendiri. Ida Pedanda Made Sidemen telah menyiapkan sendiri "jalan pulang", jalan kembali ke tanah wayah.
Ajaran Ida Pedanda Sidemen relevan dengan situasi yang dihadapi masyarakat Bali kini yang penuh persaingan dengan berkembangnya globalisasi pariwisata dan ekonomi kreatif, lebih-lebih masyarakat Bali sendiri, selain ajaran Ida Pedanda Sidemen, terdapat nilai budaya taksu, yaitu kemampuan tertentu yang mampu memberikan efek penampilan terbaik, dan jengah, yaitu semangat untuk tidak kalah bersaing (dalam arti positif) dan unggul.