Nama Petruk dan Dolar dulu tentunya tidak asing bagi para penggemar seni pertunjukan drama gong di Bali.
Dua tokoh punakawan dalam drama gong ini dikenal lihai mengocok perut penonton.
Ribuan penonton rela berdesak-desakan hanya untuk menyaksikan aksi kocak dua sosok ini.
Bisa dibilang Sang Pelawak yang di era tahun 1980an sampai 2000 adalah masa kejayaan Petruk dan Dolar.
Wayan Tarma adalah salah satu pemain drama gong yang sangat tenar di zamannya, bahkan waktu Petruk dan Dolar baru keluar saja dan belum berkata apapun, penonton sudah tertawa.
Bersama dengan pemain-pemain drama gong terkenal lainnya seperti, Gede Yudana yang selalu berperan sebagai Raja Buduh, Gangsar, Gingsir, I Wayan Lodra, Komang Apel, Luh Mongkeg dan masih banyak lagi.
Kini, seiring dengan redupnya drama gong, kondisi kesehatan Dolar pun menurun drastis.
Seniman yang asal Banjar Siladan, Tamanbali, Bangli dulunya memiliki tubuh tambun, tapi kini lebih banyak menghabiskan hari-harinya duduk di kursi roda akibat sakit stroke yang dideritanya.
Wayan Tarma pernah mendapatkan Piagam Penghargaan Anugerah Seni pada masa kepemimpinan Gubernur IB. Mantra tahun 1983.