Klasik
Menir Belanda Bersepeda Terukir di Relief Pura Medue Karang
Kamis, 07 Januari 2016
SejarahBali.com
Nieuwenkamp katanya sangat terpesona dengan kemegahan Pura Medue Karang, sehingga dia berinisiatif untuk mengabadikan dirinya dalam relief di salah satu sudut ornamen pura. Menir Belanda ini konon dulunya sering mepunia di Pura Medue Karang dan warga setempat menghormatinya sehingga memberikan ijin supaya dia bisa diabadikan dalam relief pura.
Tiga orang warga Desa Kubutambahan yang mengukir Pura medue Karang ini yakni Kaki (Kakek) Balad, Kaki Raja dan Kaki Jeneng. “Ini menurut tutur orang tua, dulu ada tiga orang yang mengukir Pura Medue Karang.
Kepada merekalah orang Belanda ini meminta supaya dirinya bisa diabadikan dalam relief di Pura,” papar Sugiada, Senin (23/11). Selain relief Menir Belanda, dipura ini juga terukir sosok Raja Buleleng yang diperkirakan itu adalah Ki Barak Panji Sakti serta ukiran patung Ganesha.
Menurut Sugiada, beberapa kali di beberapa sudut pura pernah direnovasi namun tidak sampai menghilangkan wajah aslinya. Ukiran-ukiran di Pura Medue Karang ini adalah asli khas Buleleng. Mulai dari gapura Pura hingga dua pelinggih dan satu padmasana menggunakan ukiran khas Buleleng.
Dua pelinggih dikanan dan dikiri yang dimaksud yakni Ratu Ngurah Punggawa dan Ratu Ayu Panaban Sari. Dibandingkan dengan ukiran dari daerah selatan (bali Selatan), type ukiran Buleleng pahatannya terlihat lebih besar.
Dulunya, Pura Medue Karang ini sering digunakan oleh warga sekitar sebagai Pura Pengayatan ketika ada upacara besar digelar di Pura Besakih. “Mungkin karena dulu jauh, belum ada kendaraan maka itu pura ini digunakan sebagai pura untuk pengayatan ketika ada odalan di Pura Besakih.” ujar Sugiada.
Salah satu wisatwan asing asal Belanda, Bers Van Rijk mengungkapkan dirinya emang merasa penasaran akan satu hal akan Pura ini yakni sosok orang Belanda yang diabadikan di relief ini. Menurut Bers, Dia mengetahui dari sejumlah wisawatan Belandan yang berkunjung ke lokasi ini.
Bers mengaku terkesima dengan aset budaya Bali seperti ukiran Pura Medue Karang. Menurut Bers, dirinya seorang mahasiswa yang kebetulan menyempatkan diri untuk berwisata ke Bali sembari mempelajari sejumlah lokasi-lokasi bersejarah di Bali.