Nyoman S. Pendit merupakan salah satu cendikiawan agama terkemuka Bali yang tinggal di luar Bali. Seperti kebanyakan pemikir dinamis dan seniman Bali, Pendit berasal dari wilayah barat, kerajaan pertama Tabanan.
Pendit lahir pada tahun 1927 dan termasuk dalam salah satu kelompok orang Bali yang kecil namun signifikan yang mencoba mendalami asal mula Hinduisme mereka dengan belajar ke India.
Meski dihambat oleh orang Belanda selama revolusi Indonesia pada 1945-1949, Pendit pertama kali muncul ke publik sebagai seorang penulis sejarah revolusi di Bali, "Bali Berjuang" yang diterbitkan pada tahun 1954 dan masih dicetak sampai sekarang.
Tidak pernah menjauhkan diri dari kontroversi, Pendit melakukan perjalanan ke Bali setelah bertahun-tahun pergi. Pada saat dia menulis, misalnya kudeta 1965 yang banyak menyebabkan pertumpaham darah dan membuat pemerintahan orde baru Presiden Soeharto masih menjadi topik sensitif untuk diperbincangkan.
Buku dari mana catatan ini berasal,"Di Lambung Gunung Agung" menjadi karya Pendit paling populer setelah "Bali Berjuang." Karya ini ditujukan untuk orang Bali dan Indonesia.
Nyoman Suwandi Pendit yang amat produktif menulis buku dan berbagai artikel tentang filsafat, sejarah, dan pariwisata ini meninggal dengan tenang di Jakarta, 18 November 2013. Upacara ngaben dilangsungkan pada tanggal 29 Juni 2014 di kampung kelahirannya, banjar Sakenan Belodan, Tabanan, Bali.