Cerita

Padangbai

 Jumat, 15 Agustus 2014

Sejarahbali.com

IKUTI SEJARAHBALI.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Sejarahbali.com, Karangasem - 
Padangbai dikembangkan sebagai obyek wisata alam dan budaya barada dalam satu kawasan pengembangan pariwisata Candidasa, terletak di Desa Padangbai, Kecamatan Manggis – Karangasem. Jaraknya sekitar 25 km dari Kota Amlapura, 13 km dari obyek wisata Candidasa, dan sekitar 31 km dari Kota Denpasar.
 
 
Di tempat ini terdapat pelabuhan yang menjadi akses transportasi laut ke Pulau Lombok – NTB.
 
 
Nama Padangbai mendapat pengaruh dari Bahasa Belanda sebagai akibat dari adanya masa penjajahan yang sebelumnya bernama Teluk Padang. Lokasi ini merupakan sebuah teluk berpasir putih yang letaknya terlindung dari batu karang hitam yang kokoh. Karena lokasinya, maka kehidupan alam bawah lautnya terpelihara dengan baik.
 
 
Daya tarik yang dimiliki obyek wisata Padangbai di antaranya adalah pantai berpasir putih bersih dan tebal sehingga dapat dimanfaatkan sebagai tempat berjemur sinar matahari ( sun bathing) atau berenang di laut. Keindahan panorama alam bawah lautnya sangat baik untuk diving dan snorekling karena menyimpan berbagai jenis terumbu karang dan ikan-ikan hias yang sangat indah.
 
{bbseparator}
 
Di tempat ini juga terdapat blue lagoon yang eksotis dan selalu menjadi incaran para wisatawan penyelam ( divers ).
 
 
Sebagai obyek wisata budaya, di Padangbai terdapat kompleks Pura Dang Kahyangan (pura milik umat Hindu secara keseluruhan). Di sebelah timur pantai Padangbai terdapat Pura Silayukti, yang didirikan oleh Empu Kuturan sekitar abad XI dalam perjalanan sucinya ke Bali . Empu Kuturan adalah seorang pendeta yang sangat besar jasanya dalam mengatur tata keagamaan Hindu di Bali, dimana ajarannya tetap ditaati dan dilaksanakan oleh umat Hindu di Bali sampai sekarang.
 
Di sebelah selatan Pura Silayukti terdapat Pura Tanjung Sari yang dibangun oleh Empu Bharadah, adik bungsu dari Empu Kuturan. Dan di sebelah barat pelabuhan Padangbai terdapat Pura Penataran Agung yang didirikan pada abad XVI oleh Dang Hyang Dwijendra yang terkenal pula dengan sebutan Pedanda Sakti Wawu Rawuh , keturunan dari Empu Kuturan.

Penulis : TImLiputan

Editor : SejarahBali



Sejarah Bali Sejarah Bali Wisata


Tonton Juga :











Sejarah Terpopuler





TRENDING TERHANGAT