Klasik

Pemandian Tejakula, Buleleng, 1943

 Kamis, 26 Mei 2016

SejarahBali.com

IKUTI SEJARAHBALI.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Sejarahbali.com, Buleleng - 
Desa Tejakula adalah salah satu desa dari Kecamatan Tejakula Buleleng Bali.
 
Menurut piagam Raja Janacadhu Warmadewa yang memerintah tahun 975 tarik masehi yang sekarang tersimpan di Desa Sembiran. Dalam piagam itu ditemukan nama “Hiliran“ hal ini dapat dilihat dalam prasasti tersebut : “ KUNANG YA ADA DURBALA SANGHYANG PERHYANGAN MEPEDEM, PANCURAN, PASIBWAN, PRASADA, JALAN RAYA DENGAN LODAN PAHURU PANGNA BANWA DI  JULAH , DI INDRAPURA, BUWUNDALEM, HILIRAN, KEBAYANA, AMIN SIWIDHARUAN, SANGHYANG PERHYANGAN DITU “
 
 
Yang artinya :
“Apabila ada kerusakan–kerusakan Pura, Kuburan, Pancuran, Permandian, Prasada (Candi ), Jalan raya yang ada disebelah utara maupun disebelah selatan, harus Desa Julah, Indrapura, Buwundalem, dan Hiliran, berganti-ganti memperbaikinya juga mengeluarkan biaya, karena penduduk desa-desa ini semuanya memuja Pura atau Kahyangan itu (Goris, dalam Ginasa 1974 : XVIII )”.
 
 
Berdasarkan uraian tersebut diatas menyatakan bahwa yang dimaksud dengan “ Hiliran “ adalah Desa Tejakula sekarang, karena nama tersebut tercantum  disebelah timur nama Buwondalem (Bondalem) atau berdasarkan urutan penyebutan nama-nama Desa yang tercantum yang sangat tua, dimana desa tersebut sudah ada sejak abad ke 10. 
 

 
Berdasarkan urutan nama-nama Desa diatas nyatalah bahwa Desa yang dimaksud Desa Paminggir adalah “ Desa Tejakula “ menurut Prasasti tersebut yang pertama disebut adalah Desa Les, jadi desa ini letaknya disebelah timur Desa Tejakula, setelah itu baru disebut Desa Paminggir, Buhundalem, Julah dan seterusnya, 
 
{bbseparator}
 
Kata hiliran kembali ditemukan dalam undang-undang Desa Tejakula yang selesai ditulis pada tahun 1932, tetapi nama hiliran dalam Undang-undang Desa tersebut disingkat menjadi liran saja. 
 
 
Perkembangan selanjutnya beberapa tokoh masyarakat menterjemahkan kata paminggir ke dalam bahasa sansekerta yaitu : Kula (bersuku kata panjang) Kula juga berarti pinggir atau tepi. Di muka kata kula ditambahkan kata Teja yang berarti sinar atau cahaya. 

Penulis : TImLiputan



Sejarah Bali Sejarah Bali Wisata


Tonton Juga :











Sejarah Terpopuler





TRENDING TERHANGAT