Pulau seribu pura, demikian sebutan Pulau Bali. Seolah menguatkan sebutan Pulau Dewata, Pulau
Nusa Penida dari ujung timur ke ujung barat dan dari selatan ke utara, dikelilingi oleh banyak pura untuk memuja kebesaran-Nya. Pura Batu Medawu adalah salah satu pura yang ada di Nusa Penida. Pura yang terletak di semenanjung timur ini merupakan salah satu pura yang terbesar di Nusa Penida. Pura ini terletak di Desa Suana, sebelah barat Dusun Semaya.
Status pura ini adalah pura sad kahyangan dan merupakan satu di antara tiga Pura Tri Purusa di Nusa Penida. Pura Tri Purusa adalah tiga pura utama yang berada di Nusa Penida yaitu Pura Dalem Ped, Pura Puncak Mundi dan Pura Batu Medawu. Ketiga pura ini diyakini sebagai cikal bakal pura dan peradaban budaya masyarakat Nusa Penida. Hal ini disampaikan oleh salah satu pemangku utama Pura Batu Medawu yaitu Jero Mangku Sugianta.
Baca juga: Pura Goa Lawah
Asal Mula Pura Batu Medawu
Lebih lanjut Jero Mangku yang berasal dari Desa Adat Batu Mulapan ini mengatakan bahwa nama Batu Medawu berasal dari kata perahu medah batu atau perahu yang membelah batu. “Keterangan ini diperkuat dengan cerita babad Nusa Penida yang mengisahkan tentang I Renggan salah
satu cucu Dukuh Jumpungan yang mau menaklukkan Bali dengan perahu saktinya. Ia diyakini mampu membuat setiap daratan yang dilewati perahu tersebut menjadi lautan,” tutur Jero Mangku. Kemudian, Bhatara Toh Langkir yang mengetahui keinginan tersebut maka dibuatlah I Renggan tidak bisa mengendalikan perahu tersebut dan tertidur pulas. Perahu tersebut terdampar di Manggis, Karangasem dan menabrak pulau yang ada di sana sehingga pulau tersebut terbelah dan menyisakan pulau kecil-kecil seperti yang kita lihat sekarang di sekitar Padang Bai. Kemudian dari
kegagalannya tersebut, I Renggan kembali ke Nusa Penida tepatnya di timur pulau. Bermaksud menambatkan perahunya di sana, ternyata perahu yang tidak terkendali dengan sempurna malah lewat ke pantai dan membelah gundukan batu yang ada disana.
Baca juga: Pura Goa Gajah, Simbol Akulturasi Hindu Buddha
Mungkin sudah menjadi titah Hyang Widhi bekas perahu I Renggan tersebut dibuat suatu tempat pemujaan yang kini di sebut Pura Batu Medawu. Hal yang makin menguatkan cerita tersebut bisa dilihat dari sebuah simbolisasi berupa bangunan yang mirip ekor perahu yang seolah-olah menggambarkan perahu membelah gundukan batu. Bangunan ini dapat kita jumpai di Pura Batu Medawu tepat di Pura Segaranya. Menurut Jero Mangku Wayan Sugianta bahwa di Nusa Penida ada dua tempat pemujaan utama, satu untuk memohon kekuatan (power) dan kebijaksanaan (wisdom). “Memohon kekuatan ini biasanya dimohonkan di Pura Agung Dalem Ped sedangkan memohon kebijaksanaan adanya di Pura Batu Medawu, jadi kalau ada yang kesurupan di Batu Medawu berarti itu tidak wajar,” ungkap Jero.
Konsep Tata Ruang Nyegara Gunung Persembahyangan Di Pura Batu Medawu
Pura ini memiliki konsep nyegara gunung, dimana ada perpaduan antara daratan dan lautan dalam satu wujud keindahan. Ini merupakan simbol harmonisasi alam semesta. Dari tempat suci ini kita juga bisa menyaksikan matahari terbit dan tenggelam dengan segala keindahannya. Di Pura Batu Medawu sendiri, pemedek akan melakukan tiga kali persembahyangan yaitu Pura Segara, Pura Taman dan Pura Penataran. Apabila mau sembahyang di Pura Batu Medawu pertama kita ke Pura Segara, selanjutnya ke Pura Taman dan terakhir ke Pura Penataran. Piodalan dilaksanakan setiap 6 bulan sekali berdasarkan pawukon tepatnya pada buda kliwon wuku pahang. Pada tanggal 1 Mei 2013 yang lalu, dirayakan puja wali di Pura Batu Medawu dengan nyejer selama tiga hari. Pura ini di-empon oleh separuh desa adat, mulai dari Desa Adat Kutampi Atas ke bagian selatan dan timur. Selain umat yang berasal dari masyarakat lokal sendiri, Puja Wali Pura Batu Medawu juga dihadiri oleh umat yang tangkil berasal dari Bali daratan.
Ketika dihubungi Nusa Penida Post, Ketua Panitia Pura Batu Medawu, I Ketut Rai menyatakan dalam waktu dekat ini yaitu sekitar Bulan Desember 2013 akan diadakan Karya Agung pemlaspas, mendem pedagingan dan pekelem. “Hal ini mengingat pembangunan Pura Batu Medawu sudah selesai sehingga untuk muputang secara niskala, maka oleh pengempon pura disepakati Karya Agung pada Bulan Desember 2013 mendatang,” ujar pria yang berasal dari Banjar Suana ini. Ia berharap ini diketahui oleh seluruh masyarakat Nusa Penida khususnya dan umat Hindu secara umum sehingga bisa ikut tangkil ngaturang ayah sebagai wujud bhakti kepada sesuunan yang berstana di Pura Batu Medawu.