Mengunjungi Pura Goa Gajah seakan-akan anda akan diajak masuk ke beberapa ratus tahun yang lampau dimasa jaman kerajaan Bali Kuno dimana agama Hindu dan Buddha hidup rukun berdampingan. Hal ini jelas tergambar pada bagian-bagian Pura yang masih tersisa.
Pura Goa Gajah terletak di Desa Bedulu, kecamatan Blahbatuh kabupaten Gianyar. Jaraknya sekitar 26 Km dari Denpasar atau 40 Km dari Kuta, 5 Km dari Ubud dan sangat mudah dijangkau karena berada di jalur utama Denpasar – Tampaksiring. Berada di aliran sungai Petanu dengan hamparan sawah yang indah.
Nama Goa Gajah belum diketahui asal usulnya secara pasti. Diperkirakan nama ini berasal dari perpaduan nama Pura Guwa (sebutan masyarakat setempat) dengan nama kuna yang termuat dalam prasasti-prasasti yakni Ergajah dan Lwa Gajah. Nama-nama Anta Kunjarapada dan Ratna Kunjarapada itu dari akhir abad kesepuluh sampai akhir abad ke Empat belas ( Negara Kertagama ). Kekunoan ini didukung oleh Peninggalan Purbakala yang terdapat di sekitar pura.
Di pelataran Pura Goa Gajah terdapat Petirtaan kuno dengan ukuran 12 x 23 Meter, terbagi atas tiga bilik. Dibilik utara terdapat 3 buah Arca Pancuran dan di bilik Selatan ada 3 buah Arca Pancuran pula, sedangkan di bilik tengah hanya terdapat apik arca. Di sekitar goa juga terdapat kolam pertitaan dengan tujuh patung widyadara-widyadari yang sedang memegang air suci. Konon ketujuh pancuran ini sebagai perlambang tujuh sungai penting yang sangat dihormati di India