Asal usul
Kenapa, Kapan, dan di Mana Mebanten Saiban?
Kamis, 03 April 2025
Asal usul
Pura Tambang Badung: Sejarah, Tata Letak, dan Tradisi Unik
Rabu, 19 Maret 2025
Pura Tambang Badung: Sejarah, Tata Letak, dan Tradisi Unik
Pulau Bali yang indah memiliki sejarah yang panjang mulai dari zaman kerajaan hingga berkembang menjadi daerah pariwisata. Salah satu peninggalan yang menjadi saksi bisu perkembangan zaman adalah Pura Tambangan Badung yang terletak di pusat Kota Denpasar.
Pura ini merupakan bagian dari Pura Kahyangan Tiga, lebih tepatnya sebagai tempat pemujaan Dewa Siwa dan salah satu pura tua yang memiliki sejarah panjang. Konon, pura ini sudah berdiri sebelum Anglurah Pemecutan pertama berkuasa pada tahun 1660 Masehi.
Meskipun sering mendengar eksistensi pura ini, tidak banyak yang tahu sejarah di balik keberadaannya. Yuk simak selengkapnya berikut ini.
Sejarah pura ini dapat dilihat dalam Babad Karana yang menceritakan Pura Tambangan Badung. Pura ini dulunya bernama Pura Taman kemudian berubah menjadi Pura Ayu Penestaran Panembahan Badung.
Lalu nama tersebut diubah lagi dan lebih dikenal dengan nama Pura Tambangan Badung. Di dalam babad ini juga diceritakan mengenai keadaan pura di lingkungan Soring Jagat Badung yang berkaitan berat dengan keberadaan Puri Pemecutan, Pura Panembahan Badung, dan bebanjaran di lingkungan Pemecutan.
Sebelum menjadi seperti sekarang, Pura Tambangan Badung dulu diperluas dan dipugar oleh Bhatara Sakti Raja Badung. Kemudian menjadi bagian kekuasaan dari Puri Agung Pemecutan. Tidak hanya itu, pada tahun 1928 dan 1990, pura ini beberapa kali direnovasi hingga terlihat seperti sekarang.
Setelah diperluas oleh Raja Badung, luas keseluruhan area pura menjadi sekitar dua hektare. Pura Tambangan Badung dibagi menjadi tiga mandala dengan palinggih yang paling banyak berada di utama mandala.
Mandala pertama terletak di depan Pasar Pasah Pemecutan. Pura ini mudah dikenali karena candi bentarnya dihiasi dengan dua buah meriam yang dikenal dengan nama Gora dan Gori.
Kemudian ada mandala kedua yang berisikan sebuah bangunan terbuka berfungsi sebagai wantilan pura. Berjalan keluar dari madya mandala akan bertemu dengan area utama atau utama mandala yang suasananya mirip dengan kerajaan-kerajaan zaman dahulu.
Saat memasuki area utama mandala, pengunjung akan melewati sebuah candi kurung yang dihiasi dengan dua buah arca di kanan kirinya yang disebut dengan arca jaksa dan jaksi. Ikon pura ini adalah adanya dua pemedalan yang terdiri dari pemedalan Siwa Dalem Tambangan Badung di sisi timur dan pemedalan Ida Bhatari Durga di sisi barat.
Susunan pura di sini keberadaannya disesuaikan dengan fungsi dan kedudukannya masing-masing. Selain pemedalan, beberapa pelinggih bersejarah Pura Tambangan Badung adalah pelinggih Hyang Ibu Candi yang di dalamnya terdapat dua buah lingga.
Kabarnya, di bawah candi ini terpendam prasasti-prasasti penting yang mengisahkan tentang pura dan kerajaan di Bali. Pelinggih pokok pura juga terdapat di area utama mandala yang disebut dengan Pelinggih Luhur Kaler atau disebut juga dengan Anglayang.
Dewa yang bersemayam di pelinggih ini adalah Ida Bhatara Siwa ring Gunung Agung, Gunung Batur, dan Gunung Jati. Pelinggih ini berbentuk seperti Padmasana pada umumnya, dihiasi dengan bedawang nala dan naga.
Di sebelahnya, terdapat Pelinggih Gedong Dalem Tambangan Badung yang merupakan stana dari Siwa Dalem dan Ratu Ngurah Ratu Agung Kiwa Tengen.
Selain itu, Pura Tambangan Badung juga berkaitan dengan Pura Sad Kahyangan, karena di utama mandala juga dilengkapi dengan pesanggrahan agung sebagai penghayatan ke Pura Sad Kahyangan seperti Pura Besakih, Pura Sakenan, Pura Uluwatu, Pura Batukaru, dan Pura Batur.
Selain itu, terdapat beberapa pelinggih lain di area ini, yakni jajaran Pelinggih Hyang Ibu. Di antaranya adalah Hyang Ibu Agung, Ibu Meranggi, Ibu Ngurah, Ibu Jembrana, Ibu Bongani, Ibu Rurung, Ibu Tameng, Ibu Pupuan, Ibu Bandem, Ibu Taruna, Ibu Tojan, Ibu Mekel Bukit, Ibu Klating, Ibu Tinggi, Ibu Janggal, Ibu Prani Gata , Ibu Pasek Agung dan Ibu Sari.
Baca juga:
Keistimewaan Pasar Seni Guwang
Pura Tambangan Badung juga dilengkapi dengan beberapa buah bale yang memiliki fungsi berbeda-beda seperti Bale Semanggen, Bale Prasanak, Bale Penganten Genah Bhatara Manik Galih, Bale Gajah, Bale Pemiodan Peranda Sinuhun, Bale Ban, Bale Pererepan Ratu Ayu, Pewaregan dan Lumbung.
Tidak cukup sampai di situ, di sisi utara pura juga terdapat pelinggih Ratu Ayu Saren Taman yang merupakan tempat Ratu Ayu Mas Mekeel, Ratu Mas Meronce, Bhatari Gayatri, dan Bhatari Gangga berstana.
Tradisi Unik
Pura-pura di Bali tidak pernah terlepas dari tradisi-tradisi unik yang diadakan secara rutin sebagai bentuk pemujaan terhadap dewa yang bersemayam. Pura Tambangan Badung sendiri memiliki beberapa tradisi. Ada Tari Baris Tangklong yang dipentaskan setiap Penampahan Galungan dan Tradisi Siyat Sampian yang dilaksanakan setiap Manis Kuningan. Tujuan tradisi ini adalah untuk pembersihan mala dan menanamkan jiwa ksatria.
Lokasi
Pura Tambangan Badung berlokasi di area yang sangat strategis dan mudah untuk diakses, yakni di pusat Kota Denpasar tepatnya di Jalan Gunung Batur, Banjar Pemedilan Kerandan, Desa Pemecutan, Denpasar. Banyak masyarakat yang mengetahui keberadaan pura ini karena letaknya berada di sebelah barat Pasar Pasah Pemedilan.
Waktu Piodalan
Piodalan atau acara rutin yang diselenggarakan di Pura Tambangan Badung berlangsung 210 hari sekali, tepatnya pada Wraspati Wuku Sungsang atau bertepatan dengan Sugian Jawa. Sementara itu, piodalan rutin yang dilaksanakan setahun sekali dilaksanakan setiap Purnama Keempat atau Purnamaning Kapat dan Purnama Kesepuluh atau Purnamaning Kedasa pada April. Saat ini Pura Tambangan Badung berstatus sebagai salah satu dari Pura Kahyangan Tiga dan Pura Kerajaan.
Sumber: https://www.detik.com/bali/berita/d-6595128/pura-tambang-badung-sejarah-tata-letak-dan-tradisi-unik
Penulis : TImLiputan
Editor : SejarahBali
Histeria
Sabtu, 05 April 2025
Histeria
Rabu, 02 April 2025
Histeria
Rabu, 02 April 2025
Histeria
Sabtu, 05 April 2025