Klasik
5 Potret Polisi Jadul Tahun 70 sampai 80-an, Celana Ketatnya Bikin Salfok!!!
Sabtu, 21 Januari 2023
Klasik
Puri Gede Buleleng
Sabtu, 09 Juli 2011
Sejarahbali.com
Buleleng menawarkan variasi baru bagi wisatawan yang melancong ke Bali Utara. Jika selama ini pariwisata Buleleng dikenal luas dengan keindahan pantai dan gunung, lengkap dengan atraksi alamnya yang menantang, kini di Buleleng dibuka pariwisata puri atau puri wisata. Puri yang dibuka untuk umum sebagai bagian dari kawasan pelesiran itu adalah Puri Agung Singaraja atau biasa disebut Puri Gede Buleleng di Jalan Mayor Metra Singaraja.
Selain menyaksikan guratan arsitektur yang unik pada bangunan-bangunan kunonya, puri ini juga menyuguhkan pengetahuan tentang pola-pola kebudayaan yang dalam berbagai hal memang berbeda dengan puri-puri di Bali Selatan.
Baca juga:
Puri Agung Gianyar, 1880.
The Royal Palace Singaraja, sering disebut sebagai Puri Agung atau Puri Gede, dibangun oleh Raja Ki Gusti Anglurah Pandji Sakti pada 30 Maret 1604. Ini menjadi awal dari Kerajaan Buleleng. Secara historis Radja Ki Gusti Anglurah Pandji Sakti sekali memerintah dari Jawa ke Timor Indonesia. Meskipun tanpa kekuatan politik saat ini, keluarga kerajaan dan mereka Istana merupakan bagian penting dari warisan kaya Bali Utara, budaya.
Arsitektur Puri Gede Buleleng
Tampak dari luar, Puri Gede Buleleng memang terkesan sederhana. Tembok penyengker puri di sebelah timur begitu rendah dengan pintu gerbang yang juga berdiri rendah. Amat sederhana. Kesan sederhana itu juga tetap terasa ketika kaki melangkah menuju areal utama puri. Pintu masuk ke areal utama merupakan bangunan kuno yang beberapa bagiannya mengalami beberapa kali pemugaran. Meski sempat dipugar, bentuk asli pintu gerbang itu masih dibiarkan seperti semula; tidak menjulang terlalu tinggi sehingga kesan angkuh tidak begitu terasa. Yang ada hanya kesan anggun, akrab dan rendah hati.
Masuk ke areal utama, berdirilah bangunan-bangunan khas Kerajaan Buleleng dengan arsitektur yang unik. Ukiran-ukiran khas yang merupakan kombinasi dari pola ukiran Belanda, Cina dan Bali, melengkapi keunikan bangunan-bangunan kuno itu.
Klasik
Sabtu, 21 Januari 2023
Klasik
Sabtu, 31 Desember 2022