Histeria

Belanda Menebar Hoaks untuk Taklukkan Bali dalam Perang Jagaraga

 Kamis, 19 Agustus 2021

Atlas Van Stolk/Perang Jagaraga di Buleleng dalam lukisan Belanda, 1848

IKUTI SEJARAHBALI.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

De Lignij yang semula berpura-pura baik agar bisa menarik hati Raja Buleleng pada akhirnya tidak tahan lagi. Ia bahkan memaksa Kerajaan Buleleng untuk mengakui kekuasaan Belanda. Tentu saja keinginan tersebut ditolak mentah-mentah oleh Kerajaan Buleleng yang saat itu dipimpin seorang raja bernama I Gusti Ngurah Made dan didampingi oleh I Gusti Ketut Jelantik sebagai patihnya. De Lignij kemudian melapor kepada Gubernur Jenderal di Batavia.

Maka, diputuskan bahwa Belanda akan mengirimkan armada tempurnya untuk menggempur Kerajaan Buleleng sekaligus mengusung misi penaklukan Bali. Armada perang Belanda datang ke Buleleng pada pertengahan 1846. Dikutip dari buku Sejarah Nasional Indonesia (1984) yang disusun Marwati Djoened Poesponegoro dan kawan-kawan, armada perang ini merupakan pasukan gabungan dari Batavia dan Surabaya, terdiri dari 1.700 prajurit dan hanya 400 tentara saja yang berasal dari Eropa (hlm. 232). Pasukan besar ini dipimpin Komandan Angkatan Laut Kerajaan Belanda, Laksamana E.B. van den Bosch, didampingi Kapten J. Entile selaku ajudan utama. Untuk misi pendaratan, sebagai komandan adalah Kapten A.J. de Smith van den Broeke.

Letnan Kolonel J. Bakker memimpin pasukan angkatan darat. Sebelum menyerang, Belanda masih berupaya melakukan usaha diplomasi terakhir. Bagaimanapun juga, perang akan berpotensi menimbulkan kerugian besar. Belanda menuntut Buleleng meminta maaf, juga meminta ganti rugi atas pemberlakuan hukum tawan karang, serta beberapa tuntutan lainnya. Hal ini tak pelak membuat I Gusti Ketut Jelantik marah dan menghardik utusan Belanda. Begitu pula dengan Raja I Gusti Ngurah Made yang tidak sudi tunduk. Tidak ada jalan lain, perang harus terjadi. Patih Jelantik memimpin pembangunan benteng pertahanan.


Halaman :


Perang Jagaraga I Gusti Ketut Jelantik Belanda Penjajahan Belanda Buleleng


Tonton Juga :











Sejarah Terpopuler





TRENDING TERHANGAT